Bab 2
Pelangi Memudar
Mentari telah lenyap ditelan awan mendung yang menggantung di atas langit. Apalagi pelangi yang telah lutur warnanya. Perjalanan hidup mulai berbalik memusuhi si kecil Hasna. Sang ibu juga telah menikah lagi. Walau hatinya masih tetap terpaut pada suami pertamanya. Namun sayang, ayah tiri Hasna tidak menyayanginya, ia hanya mencintai ibunya.
"Ini, sayang. Kamu makan sendiri gak apa-apa ya? Ibu mau nyuci dulu." Ujar Jullaikha meletakan sepiring nasi dengan lauknya di hadapan Hasna. Lalu ia pergi meninggalkan Hasna.
Hasna mulai memasukkan makanan ke dalam mulut mungil dengan tangan kecilnya. Namun seketika ia terhenti. Batinnya merasa diawasi. Lantas ia menoleh ke arah belakang. Ternyata benar. Sang ayah tengah mengawasinya. Mengawasi dengan mata yang bak keluar dari tempatnya. Hasna tertunduk takut. Sekali lagi ia menoleh pada wajah ayah tirinya itu. Didapatinya masih saja memelototinya. Ia tertunduk lagi. Lalu ia menoleh lagi, masih juga sama. Ia tertunduk lagi sembari memainkan pakaiannya. Nafsu makannya entah lari kemana. Nasi di piringnya masih saja utuh tak tersentuh lagi.
"Lho, sayang. Kenapa berhenti makannya?" Tanya Jullaikha lembut membelai rambut Hasna.
Hasna hanya dia tertunduk sembari tetap memainkan pakaiannya. Lalu ia menoleh ke wajah ayah tirinya.
"Oh... kamu ya yang bikin dia berhenti makan? Kamu apain dia? Kamu pelototin ya?!" Sungut Jullaikha.
"Enggak kok." Elak suaminya.
Tak tahan dengan ayah tirinya, Hasna merajuk meminta diantar pada ayahnya. Jullaikha pun memenuhi keinginannya. Namun Zidan tetap tinggal dengan ibunya.
0 komentar