"Ujian laki-laki adalah menahan pandangan, ujian perempuan adalah menahan untuk dipandang. Karena laki-laki ingin sekali untuk memandang. Dan perempuan ingin sekali dipandang." - Habib Umar Bin Hafidz
Selayaknya mutiara, tak pernah didapati selain dari dalam samudera. Itupun tertutup rapat, rapi, oleh cangkangnya. Kerang, yang dengan rela hati menjadi penjaganya. Dan mutiara itu bening berkilau, indah memesona karena begitu ketat dijaga.
Selayaknya mentari di siang hari. Begitu terjaga dengan hijab cahayanya. Hingga membuat mata tak mampu menatapnya. Terlalu menyilaukan sesiapa yang memandangnya. Pesona sinarnya menjadi tabir penjaganya.
Adalah fitrahnya wanita ingin dipandang dan diakui pesonanya. Tapi sayang sungguh sayang, pesona wanita sebenarnya terlalu... terlalu mahal untuk dijadikan pemuas mata lelaki tak terhormat yang selalu lapar akan pesona itu. The
Jika saja, wanita sadar betapa indah pesonanya itu, betapa berharga dirinya itu, betapa mahal kecantikannya itu, serta betapa jauh isi pikiran lelaki bermata lapar itu, sungguh, ia akan habis-habisan menjaga keindahannya hanya untuk pasangan halalnya saja.
Hingga pasangan beruntungnya itu, betapa akan menjadi sangat istimewa karena dijadikan satu-satunya saja pria yang dapat menikmati keindahan pesona istrinya.
Pesona wajah sang salihah yang selalu tertunduk karena malu, tiba masanya seorang salih mengangkat dagunya lembut lantas menikmati keindahan yang hanya diperuntukan untuknya.
Pun selayaknya seorang yang telah berpuasa lalu bertemu waktu berbuka. Betapa bahagia mata lapar itu menikmati keindahan istrinya yang terjaga. Karena matanya yang juga selama ini terjaga dari memandang yang haram.
Dengan penjagaan pandangannya pula, akan menjadikan istrinya kian hari kian jelita nan sedap dipandanginya.
Sebaliknya, pria yang tak mampu menjaga pandangannya, maka jikapun dunia ini hanya tersisa dirinya, istrinya dan seekor anjing saja, maka sungguh anjing itu akan lebih indah dipandanginya daripada istrinya sendiri.
Duhai hamba yang jelita parasnya, anggun perangainya, indah pesonanya, Allah mengujimu dengan rasa ingin dipandang. Maka tahanlah dan terjagalah. Akan tiba masanya, keindahanmu yang habis-habisan kau jaga itu menjadi kado istimewa untuk dia yang akan mengangkat lembut dagumu, menengadahkan wajahmu menatap teduh wajahnya.
Duhai hamba terhormat yang Allah uji dengan hasrat ingin memandang itu, tahanlah, palingkanlah, terjagalah. Agar kian jelita ratu bidadari di rumahmu itu. Kian tentram hati seolah tak pernah puas memandanginya. Halal untuk kau sentuh, lagi ada pahala disisi-Nya saat kau nikmati setiap senti keindahannya.
0 komentar