I cannot hide from this world
Minggu, November 23, 2014
Kau tahu? Terkadang aku mengeluh akan ketidak adilan hidup ini. Tapi bukan hidup ini yang mungkin tidak adil. Hanya aku yang payah mencari titik rasa syukur.
Terkadang aku berkata lelah dengan semua keadaan yang ada di sekitarku. Kau bertanya apa yang aku bicarakan? Tentang zaman. Ku rasa aku kurang beruntung hidup di zaman kapitalisme seperti ini. Di mana tradisi yang bertentangan dengan aturan Tuhan itu sudah menjadi hal biasa di mata setiap orang. Bodohnya, aku terkadang merasa cemburu dengan mereka. Walau seketika selalu ku tepis jauh-jauh hasutan berbahaya itu.
Tinggal di lingkungan ibu kota seperti Bandung memang banyak juga godaannya. Aku dikelilingi beragam fashion yang tak layak aku kenakan di muka umum. Melihat teman-teman di antar jemput kekasih mereka. Mendengarkan dengan baik cerita-cerita mereka. Dan semua itu adalah hal biasa. Walau ingin rasanya aku berpaling dari semua ini.
Aku bertanya. Ke mana sebenarnya semua ini akan pergi? Bukankah kepada Sang Maha Cinta kita akan kembali? Mengapa kita tidak justru menyibukkan diri kita dengan-Nya? Agar menjadi indah tempat kita kembali.
Aku memang pengecut untuk mengungkapkan kebenaran. Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum melihat apa yang aku lihat. Aku juga hanya merasa belum layak untuk berbicara. Walau ingin sekali rasanya aku berbicara.
Kau tahu? Ku rasa kau beruntung jika kau adalah cahaya yang terbangun diantara cahaya lain dari orang-orang shaleh. Cahayamu pasti bertambah benderang.
Terkadang aku berkata lelah dengan semua keadaan yang ada di sekitarku. Kau bertanya apa yang aku bicarakan? Tentang zaman. Ku rasa aku kurang beruntung hidup di zaman kapitalisme seperti ini. Di mana tradisi yang bertentangan dengan aturan Tuhan itu sudah menjadi hal biasa di mata setiap orang. Bodohnya, aku terkadang merasa cemburu dengan mereka. Walau seketika selalu ku tepis jauh-jauh hasutan berbahaya itu.
Tinggal di lingkungan ibu kota seperti Bandung memang banyak juga godaannya. Aku dikelilingi beragam fashion yang tak layak aku kenakan di muka umum. Melihat teman-teman di antar jemput kekasih mereka. Mendengarkan dengan baik cerita-cerita mereka. Dan semua itu adalah hal biasa. Walau ingin rasanya aku berpaling dari semua ini.
Aku bertanya. Ke mana sebenarnya semua ini akan pergi? Bukankah kepada Sang Maha Cinta kita akan kembali? Mengapa kita tidak justru menyibukkan diri kita dengan-Nya? Agar menjadi indah tempat kita kembali.
Aku memang pengecut untuk mengungkapkan kebenaran. Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum melihat apa yang aku lihat. Aku juga hanya merasa belum layak untuk berbicara. Walau ingin sekali rasanya aku berbicara.
Kau tahu? Ku rasa kau beruntung jika kau adalah cahaya yang terbangun diantara cahaya lain dari orang-orang shaleh. Cahayamu pasti bertambah benderang.
0 komentar