­
#ArtikelIslam #Health

Mengapa wanita haid tidak boleh shalat dan shaum?

Jumat, Mei 01, 2015

     Beberapa orang beranggapan bahwa wanita yang sedang haid itu berarti najis. Bahkan mereka mengira islam mengasingkan wanita yang sedang haid dengan cara menjauhinya. Karena wanita haid itu kotor dan tidak suci. Sehingga wanitapun tidak diperbolehkan beribadah seperti shalat dan shaum.
     Tidak. Yang najis dan kotor sebenarnya adalah hanya darah haid itu sendiri, bukan wanitanya. Saat dalam keadaan haid sebenarnya wanita itu tetap dalam keadaan suci. Seperti firman-Nya dalam Al-Qur'an.
     “Mereka bertanya kepadamu
tentang haidh. Katakanlah: “Haidh
itu adalah suatu kotoran”.... (Al-
Baqarah: 222)
     Atau seperti sabda Rasul.
     Sesungguhnya mukmin itu tidak
najis.” (HR. Al-Bukhari no. 283 dan
Muslim no. 371)
     Sehingga sebenarnya wanita haid itu tidak perlu dijauhi karena ia tidak berdosa karena ketetapan Allah.
     Alasan mengapa Allah melarang wanita haid untuk shalat memang karena syarat sah shalat adalah suci dari hadas, dan darah haid adalah hadas. Namun bukan berarti wanita itu yang najis, melainkan terdapat najis di dekat wanita itu.
     Ternyata alasan Allah mengenai masalah inipun dapat dijelaskan secara rasional dalam dunia kesehatan.
     Haid adalah hal yang baik bagi wanita agar dapat mengetahui
tingkat kesuburan wanita tersebut.
Selain itu juga haid berguna untuk
membersihkan darah dan tubuh.
Menstuasi itu juga bisa membersihkan
area reproduksi dari berbagai bakteri, serta mengeluarkan kelebihan zat besi dari dalam tubuh.
     Allah itu Maha Penyayang umatnya. Ia juga begitu memuliakan wanita. Tak mungkin ia melarang sesuatu jika tidak ada alasannya. Ia pasti akan mengharamkan yang buruk bagi kita dan menghalalkan yang baik bagi kita.
     “Dan (Allah) menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al-A’raaf: 157)
1. Alasan Allah melarang wanita haid untuk shalat
     Dalam dunia medis, dijelaskan bahwa wanita haid tidak diperbolehkan berolah raga dengan gerakan tertentu. Seperti gerakan shalat, di sana terdapat gerakan ruku dan sujud yang dapat membahayakan sistem reprodksi wanita haid. Karena ketika ruku ataupun sujud darah kotor yang seharusnya dikeluarkan dari rahim akan terjadi peningkatan peredaran darah untuk masuk lagi ke dalam rahim akibat gravitasi. Sedangkan sel-sel rahim dan indung telur seperti sel-sel limpa yang menyedot banyak darah.
     Jika wanita haid melaksanakan shalat, maka ia akan terus menerus kekurangan darah selama 3-7 hari, tergantung lamanya siklus haid masing-masing. Darahnyapun akan kembali lagi mengalir ke dalam rahim. Banyaknya darah yang keluar berkisar 34 mili liter. Jika wanita mulai kekurangan darah, maka ia akan mudah lelah dan memiliki tingkat emosi yang tidak stabil.
     Jika seorang wanita shalat saat haid, maka ia akan kehilangan darah dalam jumlah banyak. Ini berarti akan kehilangan sel darah putih. Jika ini terjadi maka seluruh organ tubuhnya seperti limpa dan otak akan terserang penyakit.
     Masya Allah.....
     Nah, tambahan nih. Biasanya ketika haid bagian perut dan pinggang akan terasa sakit. Biasanya juga para wanita akan sedikit meremas perutnya sambil membungkukkan badannya (seperti posisi ruku dalam shalat). Atau saking sakitnya ada juga yang suka memegangi perutnya sambil (apa ya? Saya sebut) sujud (deh) untuk menahan rasa sakitnya. Sebaiknya hindari posisi seperti ini, lebih baik duduk atau berbaring sambil tetap bersabar.
    
2. Alasan Allah melarang wanita haid untuk shaum
     Wanita haid rentan terkena anemia. Karena ketika haid, zat besi yang dibutuhkan tubuhnya akan keluar bersama dengan darah haidnya. Karenanya wanita perlu untuk benar-benar menjaga dan memperhatikan asupan gizinya ketika haid.
     Dalam dunia medispun wanita haid dianjurkan banyak beristirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Agar darah dan logam (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga dapat tetap terjaga.
     Contoh makanan kaya akan zat besi adalah bayam, daging-dagingan, dan ati ampela. Makanan tinggi protein (contohnya telur dan ikan) juga diperlukan. Begitu pula makanan tinggi serat (sayur berdaun dan buah-buahan), dan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Bahkan dalam kondisi tertentu wanita dianjurkan meminum tablet penambah zat besi.
     Nah, kebayang kan bagaimana menderitanya wanita jika mereka tetap diwajibkan shaum ketika haid? Ketika mereka ditahan makan dan minum sedangkan mereka membutuhkan asupan gizi yang lebih.
     Masya Allah... Mungkin inilah hikmah Allah melarang wanita haid shalat dan shaum. Dia begitu mengerti dan menyayangi kita, ladies. Hanya Dia yang peka terhadap apa yang kita perlukan.
     Akhirnya kita tahu bahwa wanita haid itu tetap suci. Dan Allah tidak mendiskriminasi wanita haid agar dijauhi. Melainkan haid adalah salah satu nikmat-Nya dan bentuk kasih sayang-Nya. Sungguh sempurna ajaran Islam yang tidak bertentangan dengan Fitrah Kita sebagai manusia.
     Subhanallah... Alhamdulillah...

You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2