­
#ArtikelIslam

Valentine's Day

Kamis, Februari 12, 2015

     Asal-usul hari Valentine. Begini ceritanya. As we know. Bangsa Romawi menjadi peradaban bangsa Barat untuk hidup beradat dengan memuaskan fisik badaniah menjadi tujuan hidup mereka. Money, drink and sex. Ya, no love at all.
     Mari kita perharikan mitologi Yunani-Romawi. Banyak juga cerita-cerita mereka. Dikisahkan dewa yang berselingkuh, dewa diselingkuhi, ada hubungan seksual dengan keluarga. Mitiologi yang dipenuhi dengan kepuasan badaniah. Atau patung-patung dan lukisan-lukisan yang ada pada zaman Yunani-Romawi begitu penuh eksploitasi terhadap fisik wanita. Karya ini pun telah menjadi pemandangan biasa di kuil-kuilnya. Patung-patung dan lukisan-lukisan wanita tanpa busana. Miris sekali nasib wanita yang begitu direndahkan.
     Well, jauh sebelum dunia mengenal hari kasih sayang, orang Romawi mengenal perayaan yang digelar setiap tahunnya pada tanggal 13-15 Februari, Festival Lupercalia, yaitu sebuah perayaan yang dipersembahkan untuk Dewa kesehatan dan kesuburan (Lupercus) dan Dewi pernikahan dan kesuburan (Juno Februa).
     Lupercus diilustrasikan sebagai manusia berkepala kambing. Setara dengan Pan dalam mitologi Yunani. Pan juga menjelma menjadi Baphomet. Dalam tradisi pemuja setan Yahudi, Dewa Kesuburan yang menjadi lambang regeneratif lelaku dan wanita sekaligus lambang seks.
     Juno Februa, Dewi Pernikahan dan Kesuburan, yang dilukiskan memakai mantel kulit kambing --ciri kesuburan-- adalah istri dari pemimpin para dewa, Jupiter. Dalam mitiologi Yunani, Juno dikenal sebagai Hera yang menikah dengan Zeus pada bulan Gamelion yang terletak antara pertengahan Januar dan pertengahan Februari.
     Diceritakan pula bahwa Pan mempunyai affair dengan Dewi Kecantikan dan Dewi Cinta Aprodite, sebut saja Venus, dengan Eros, sebut saja Cupid, yang digambarkan sebagai anak kecil tampan bersayap yang membawa  panah cinta--anak Aphrodite yang menjadi pengamat.
     Menurut legenda lain, Aphrodite sangat tertarik dengan ketampanan putranya sendiri sehingga melakukan hubungan badan dengan anaknya. Waduh!
    Begitu pula yang dirauakan saat Festival Lupercalia 13-15 Februari. Perayaan itu dilakukan untuk meneladani semangat Pan, Juno, Venus, Cupid, yang bermuara pada satu kata: nafsu. Heleeeh! Bukan cinta ya?
     Perayaan dimulai dengan menulis nama-nama perawan di atas kertas lalu menaruhnya pada suatu tempat. Kemudian lelaki maju satu per satu untuk mengambilnya secara acak. Diundi maksudnya? Dikira wanita apaan bisa diundi begitu? Setelah itu, wanita yang terpilih akan menjadi partner seks sepanjang malam itu dan malam di tahun berikutnya.
     Begitulah Festival Lupercalia yang berlangsung selama berabad-abad pada masa Romawi. Dengan menghalalkan hubungan terlarang demi adat istiadat yang bertentangan dengan aturan Tuhan.
     Sekitar 494 M, kaum Kristiani berkuasa, Paus Gelasius I mengakultutasi Festival Lupercalia menjadi Festival Penyucian Bunda Maria sebagai pengganti penyembahan terhadap Lupercalia. Namun, esensi perayaan tetap sama, penuh dengan nafsu.
    Pernah pula gereja menjadikan 14  Februari dengan mencangkokkan tokoh Saint Valentine yang berjuang demi cinta hingga menjadi martir pada 14 Februari, hingga kematiannya diperingati senagai hari perjuangan cinta, Valentine Day.
     Namun, kebenarannya tidak bisa diverifikasi dab esensi perayaannnya tetaplah sama, hingga pada tahun 1969 Valentine Day dihapuskan dari kalender gereja oleh Paus Paul VI. Dari sini aja Valentine Day dihapuskan dari kalender ya?
     Well, sampai sini saja sudah jelas kan alasan umat muslim harus meninggalkan adat ini. Berawal dari Festival Lupercalia, adat bangsa Yunani-Romawi. Lalu menjadi Valentine Day yang menjadi hari besar di greja, yang tahun 1969 pun telah dihapuskan dari kalendernya. Sekarang? Valentine Day dijadikan hari raya untuk menyatakan cinta, bermaksiat, mencari pacar, dengan kehormatan yang menjadi taruhan.
     Hari kasih sayang? Apa hanya hari itu saja? Kenapa tidak jadikan setiap hari adalah hari kasih sayang? Saling membuat ayah, ibu,  saudara, teman kita bahagia.
     Mari kita ingat lagi firman Sang Maha Cinta.
     "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).' Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu." (Q.S. Al-Baqarah [2] : 120)
Sumber: Udah Putusin Aja! - Felix Siauw

You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2