­
#Cerbung

Rumor #2

Jumat, Maret 11, 2016

     Riak air kolam ikan belakang rumah menambah suasana syahdu pagi itu. Embun pagi masih menggelayut manja pada daunnya. Kicauan burung bernyanyi bersahutan menyambut sang mentari yanga malu-malu bersinar di balik pegunungan. Sinar sang fajar menyelusup masuk ke dalam bilik kamar dua bocah itu. Ditambah lagi ibu yang membukakan tirai sekaligus jendela kamarnya. Semakin leluasa bagi sang fajar menyinari kedua pasang mata yang begitu masih lengket terpejam. Keduanya menggeliat. Meregangkan tubuhnya. Tidurnya terganggu oleh sinar pagi itu. Ibu hanya tersenyum. Walau tak tega membangunkan putrinya, apa daya ia telah berjanji mengajak putrinya berjalan-jalan ke kebun-kebunnya.
     Hasna begitu semangat bangun dari tidurnya lantas bersiap-siap. Sementara Farida nampak kedua matanya masih begitu lengket untuk terbuka, pikirannya masih melayang-layang di alam mimpi. Pada akhirnya hanya Hasna yang ikut bersama ibunya.
     Hamparan kebun teh terbentang luas di depan mata. Terhampar hijau. Beberapa orang penjaga kebun teh ini tengah berjalan tak jauh dari tampat Hasna berdiri saat ini.
     "Gimana tehnya?" Tanya Ibu.
     "Baik, Nya. Subur. Sebentar lagi pucuknya tumbuh. Kita panen daun tehnya." Sahut salah seorang wanita di sana dengan ramah.
     Ibu hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu melanjutkan jalan-jalan paginya.
     Tiba di kebun cengkeh. Di sana ada pula pria paruh baya yang tengah berjalan. Ia sadar kedatangan Hasna dengan ibunya.
     "Eh... Non Hasna. Pagi pagi udah bangun, rajinnya. Mau kemana, Non?" Tanyanya.
     "Jalan-jalan, Abah." Sahut Hasna. Ibu hanya tersenyum.
     Lanjut lagi ke kebun pisang, kebun mangga dan nanas serta sawah. Untuk mengontrol keadaanya. Semua dalam keadaan baik. Entah bagaimana cara orang tua Hasna mengumpulkan semua kebun kebun itu. Bahkan hidup tanpa uang pun pasti mereka akan tetap hidup. Bagaimana tidak? Beras ada di sawah. Sayuran dan buah-buahan ada di kebun, untuk lauk-pauknya ada ikan di kolam yang beranak-pinak, atau ternak ayam dan telur-telurnya, untuk susu ada ada sapi di belakang rumahnya. Atau bahkan semua itu dapat dijadikan ladang usaha dengan menjual setiap hasil panennya ke kota. Manis sudah hidup keluarga kecil bahagia ini.
     Tiba di belakang rumah. Ada sepetak tanah tersisa, belum tertanam apa-apa.
     "Hasna, kamu mau tanah ini ditanam apa?" Tanya ibu.
     "Hasna mau jeruk, bu." Sahut gadis kecil lugu itu.


You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2