­
#Cerbung

Rumor #7

Jumat, Maret 18, 2016

     Suara kasar pria itu menggelegar membelah langit. Hasna dan Farida yang saat itu sedang bermain dengan belasan ekor kelinci di beranda rumah menoleh ke arah pintu. Keduanya berlari mendekati sumber suara mengerikan itu. Didapatinya seorang ibu yang sedang menggendong bayi kecilnya dengan tentengan tas besar. Air mata di pipinya menganak sungai. Apa daya? Suaminya tak percaya lagi padanya, ia pun sampai hati mengusirnya. Wanita itu pasrah berjalan membawa bayi kecilnya.
     "Ibu? Ibu mau kemana?" Tanya Hasna dengan alisnya yang mengkerut. Mata bulanya berkaca-kaca.
     "Ibu mau ke rumah kakek, nak." Wanita itu tersenyum dalam tangisnya.
     "Kenapa ibu bawa baju banyak itu?" Tanya Farida.
     "Ibu mau menginap di sana."
     "Ibu kenapa menangis?"
     "Ibu kangen sama kakek, nak."
     "Hasna juga, bu. Hasna mau ikut ke rumah kakek."
     "Farida juga, bu." Kedua gadis belia itu memeluk kaki ibunya. Sang ibu berlutut di hadapan buah cintanya.
     "Nak, kalian harus tinggal di sini. Tunggu di sini, ya? Siapa yang bantu ayah di sini kalau kita semua pergi ke rumah kakek?" Bujuk sang ibu.
     Rasa sayang kepada ibu dan ayah memang sama besarnya bagi kedua putri kecil itu. Hati keduanya menolak untuk tinggal, hati keduanya ingin ikut dengan sang ibu. Apalagi Hasna yang duniapun tahu bagaimana manjanya dia pada ibunya, tak pernah ingin dipisahkan dengan ibunya. Namun, apa mau dikata? Bujukan lembut dengan sedikit bumbu kebohongan sang ibu berhasil mencuri hati mereka. Ya. Apa yang mereka pikirkan? Yang mereka tahu hanya ibunya menangis karena merindukan ayahnya dan semuanya baik-baik saja. Hingga akhirnya kedua putri kecil Julaikha mengangguk tanda setuju. Dikecupnya pipi manis kedua gadis kecil itu.
*****
     Malam ini purnama menggantung indah di hamparan kertas hitam yang luas. Bulat sempurna. Hanya ada secuil awan di dekatnya. Cahayanya menyelusup masuk dari jendela.
     "Pppssstt.... Hasna." Bisik Farida yang tengah berbaring di tempat tidurnya.
     "Iya?" Bisik Hasna juga dengan menoleh pada tempat tidur kakaknya.
     "Kamu belum tidur?"
     "Belum. Kamu?" Tanya sang adik dengan begitu lugunya. Jelas saja kakaknya belum tertidur dengan pertanyaannya.
     "Belum." Jawab Farida tak kalah lugunya.
     "Kenapa kamu belum tidur?" Tanya Hasna.
     "Aku belum ngantuk."
     "Aku gak bisa tidur."
     "Aku juga."
     "Iya, aku juga."
     Hening sejenak. Hasna bangun dari tidurnya. Ia melangkah mendekat ke arah kakaknya. Lalu tidur di samping Farida.
     "Kenapa kamu tidur di sini?" Tanya Farida.
     "Aku mau ke rumah kakek. Aku kangen ibu." Sahutnya.
     "Aku juga."
     "Ibu lagi apa ya?"
*****
     Tangis bayi memecah keheningan malam. Tak ada suara jangkrik terdengar. Mungkin tersamarkan suara bayi ini. Wanita itu menangis menenangkan bayi dalam dekapannya.
     Bagai burung mengarungi angkasa tanpa sayap. Kenyataan yang paling menyakitkan dalam hidup adalah ketika mengarungi kisah tanpa kepercayaan.


You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2