­
#Cerbung

Rumor #4

Jumat, Maret 11, 2016

     Hasna sedang terlelap begitu nyenyak. Ibu hendak memasak. Namun, belum ada tetangga yang menyalakan apinya. Ibu sengaja pergi ke rumah Nenek Darsih. Rumahnya cukup jauh ditempuh dengan berjalan kaki. Ia sengaja berjalan untuk meminta api ke rumah Nenek Darsih.
     Wanita itu tiba di rumahnya. Dengan api di obornya. Yang susah payah ia jaga agar tidak mati tertiup angin pagi. Berjalan entah berapa kilometer jauhnya untuk meminta api. Namun, manja. Sangat manja. Ibu kembali disambut tangisan Hasna yang memekakkan. Bocah itu berteriak-teriak bertanya kemana ibunya pergi.
     "Sshhh.... Ibu ada di sini, nak." Ibu merangkul tubuh mungil Hasna. Namun apa mau dikata? Hasna sudah terlanjur marah.
     "Ibu dari mana? Habis minta api?" Tanya Hasna sambil tetap menangis.
     "Iya, sayang. Ibu habis minta api dari Pak Hasan." Ujar sang Ibu menenangkan. Pak Hasan adalah pria tua baik hati di samping rumah.
     "Ibu bohong! Hasna tau! Ibu habis minta api dari Nenek Darsih, kan?!" Hasna tetap marah dalam tangisnya.
     "Enggak, nak. Ibu gak bohong. Ibu minta api dari Pak Hasan."
     "Ibu bohong! Buang apinya! Hasna mau ikut ke rumah Nenek Darsih!"
     Ibu hanya terdiam. Menghela nafas. Tentu. Berjalan sejauh itu untuk mendapatkan api, begitu dapat apinya harus dipadamkan, lalu kembali lagi berjalan jauh untuk meminta api? Melelahkan.
     "Sayaaang.... minta apinya ke Pak Hasan aja ya? Pak Hasan udah punya api tuh." Bujuk sang Ibu.
      "Ke rumah Nenek Darsiiih!" Hasna tetap bersikeras.
     Akhirnya Ibu mengalah. Ibu memadamkan apinya lalu menggendong Hasna kembali ke rumah Nenek Darsih untuk meminta api.
     Semua orang dapat melihat sifat manja Hasna. Sifat cengeng Hasna. Yang sulit untuk berhenti jika sudah menangis. Namun sang Ibu tetap berlemah lembut memperlakukan sifat menjengkelkannya. Semua orang tahu Hasna anak yang manja pada ibu dan ayahnya.


You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2