­
#Cerbung

Rumor #9

Jumat, Maret 25, 2016

     Riak air menambah jelas keindahan alam di desa ini. Daun-daun sepanjang jalan elok melambai tertiup angin. Sungai yang jernih membelah desa. Dua bocah berlari-lari saling mengejar. Ayahnya hanya menatap pilu diatas kebahagian kedua putrinya.
     Di titik tempat lain terdapat sebilik pancuran yang biasa digunakan satu keluarga untuk melakukan hajatnya. Di dalamnya ada seorang gadis yang hanya mengenakan kain samping untuk menutupi tubuhnya sedang mencuci.
     "Eteeehh.... mana lagi cuciannya atuh? Mana punya Ujang Zidan?" Seru gadis itu setengah berteriak sembari berdiri.
     "Itu udah di cuciannya!" Seru seorang wanita dari dalam rumah.
     "Mana iiihh??"
     "Sebentar atuh. Kamu mah harus dintunjukin terus nyari barang teh!"
     Terdengar suara bocah mendekat.
     "Nina?" Sapa seorang pria. Gadis itu menoleh ke sumber suara.
     "Eh... Kang Arif. Mau apa, kang?" Tanya gadis itu sedikit ketus.
     "Akang mau ketemu teteh kamu. Ada?"
     Wanita itu muncul dari balik pintu rumah.
     "Tuh! Bajunya disitu!" Wanita itu menunjuk-nunjuk ke arah cucian adiknya.
     "Ibuuuuuu!!!!!" Seru bocah-bocah memeluk kaki ibunya. Sang ibu terperanjat menyadari kehadiran kedua putri kecilnya.
      "Hasna? Farida?" Ibu memeluk putrinya.
     "Anak-anak merindukan kamu. Jadi aku antar mereka ke sini. Biar mereka tinggal dulu di sini beberapa hari. Nanti aku jemput lagi." Ujar Arif.
     "Terima kasih." Ujar Julaikha dengan mata indahnya yang berbinar bak kejora masuk di bola matanya. Yang cahayanya memancarkan cinta. Ya, wanita itu masih mencintai mantan suaminya, bahkan rindu membuncah di dadanya. Tapi Arif, entah kemana cintanya dahulu. Ia begitu tak ingin memandang wajah Julaikha, wanita yang dahulu pernah ia kasihi.
     "Ibu, pulang yuk!" Ujar Hasna dengan senyum manjanya.


You Might Also Like

0 komentar

Berlangganan


Kicauan @TashaDiana2