Riak air menambah jelas keindahan alam di desa ini. Daun-daun sepanjang jalan elok melambai tertiup angin. Sungai yang jernih membelah desa. Dua bocah berlari-lari saling mengejar. Ayahnya hanya menatap pilu diatas kebahagian kedua putrinya. Di titik tempat lain terdapat sebilik pancuran yang biasa digunakan satu keluarga untuk melakukan hajatnya. Di dalamnya ada seorang gadis yang hanya...
Dikisahkan di salah satu belahan dunia. Seorang gadis yang telah siap mengarungi bahtera kisah cinta. Gadis itu berbilang sekitar 23 tahun. Sudah ada pula pria baik yang hendak menikahinya, yang sudah siap memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Hingga sampai pada akhirnya kedua sejoli yang tengah dimabuk cinta itu memutuskan untuk menikah. Sang pria...
Bayi kecil itu menangis. Entah apa tapi setiap Julaikha melihat wajah bayi itu terasa udara kepedihan menyesaki paru-parunya. Namun juga aroma kebahagiaan menerobos relung hatinya. Pagi itu. Matahati hangat menyinari isi bumi. Jukaikha membawa bayi kecilnya ke luar rumah ayahnya. Memandikannya dengan cahaya mentari lagi. Tangis bayi itu terhenti. Tergantikan dengan mulut kecilnya yang...
Suara kasar pria itu menggelegar membelah langit. Hasna dan Farida yang saat itu sedang bermain dengan belasan ekor kelinci di beranda rumah menoleh ke arah pintu. Keduanya berlari mendekati sumber suara mengerikan itu. Didapatinya seorang ibu yang sedang menggendong bayi kecilnya dengan tentengan tas besar. Air mata di pipinya menganak sungai. Apa daya? Suaminya tak percaya lagi...
Perut itu telah membengkak. Ibu duduk di beranda rumah. Ia membuka sedikit bajunya keatas. Membebaskan permukaan kulit perut buncitnya dibelai angin. Tangan lembutnya mengusap-usap lembut memutar. Hasna. Gadis manja yang terkadang nakal itu jahil. Ia meraih batu di dekatnya, lalu melemparkannya tepat pada perut sang Ibu. TUK! "Aww!" Pekik Ibu. Ia hanya menyeringai kesakitan sembari...
Hari silih berganti minggu, hingga empat bulan telah berlalu. Pohon jeruk yang dahulu ditanam Hasna tumbuh sempurna. Pohonnya berbuah lebat. Jeruknya begitu dangkal diraih. Memudahkan Hasna untuk memetiknya. Buahnya sangat manis. Warnanya jingga dan besar buahnya. Hasna merawat pohon itu dengan sangat baik. Setiap pagi ia menyirami pohon jeruk itu. Hingga pagi ini pun ia sedang menyirami...
Hasna sedang terlelap begitu nyenyak. Ibu hendak memasak. Namun, belum ada tetangga yang menyalakan apinya. Ibu sengaja pergi ke rumah Nenek Darsih. Rumahnya cukup jauh ditempuh dengan berjalan kaki. Ia sengaja berjalan untuk meminta api ke rumah Nenek Darsih. Wanita itu tiba di rumahnya. Dengan api di obornya. Yang susah payah ia jaga agar tidak mati...
"Mmmmkk!" Ibu menutup mulutnya, menahan mual. "Mmmkk! Mmmk!" Katanya lagi sembari berlalu ke kamar mandi. Wanita itu kembali setelah merasa lebih baik. Kembali ia ke meja makannya. Menyiapkan perbelakan adik bungsunya. "Teh, mana ikannya?" Tanya bibinya Hasna. "Itu di atas meja." Sahut Ibu. Hasna asyik bermain bekel dengan Farida. "Ikan buat...
Riak air kolam ikan belakang rumah menambah suasana syahdu pagi itu. Embun pagi masih menggelayut manja pada daunnya. Kicauan burung bernyanyi bersahutan menyambut sang mentari yanga malu-malu bersinar di balik pegunungan. Sinar sang fajar menyelusup masuk ke dalam bilik kamar dua bocah itu. Ditambah lagi ibu yang membukakan tirai sekaligus jendela kamarnya. Semakin leluasa bagi sang fajar...
Bab 1 Perkenalan hidup gadis Kecil Layaknya bulir-bulir air yang berjatuhan dari langit, memiliki kesan magis, yang juga memiliki takdir pendaratan yang berbeda-beda. Ada yang jatuh menhujam genting, dedaunan terlebih dahulu lalu barulah jatuh ke tanah, ada pula yang langsung menghujam tanah, menciptakan bulatan-bulatan kecil di atas genangan air. Seperti takdir manusia yang juga berbeda-beda. Termasuk...