Diceritakan sebuah kisah nyata seorang pemuda yang tengah jatuh cinta pada seorang gadis manis yang begitu ceria. Resah, gelisah, tidur susah, makan payah, ketika si gadis terus saja menggelitiki hatinya. "Ah. Aku sakit. Aku jatuh cinta." Jatuh? Sakit? Cinta? Apa obatnya? Menikah. Lantas pria itu memutuskan untuk menikahi gadis impiannya. Dan sebuah perhelatan...
Suatu hari Minggu sekitar empat tahun yang lalu, saat itu aku duduk di bangku kelas 2 SMP. Jernih sungai membelah desa. Daun dan rerumputan menari bersama angin. Kicauan burung nyaring bersahutan. Tak tertinggal pula sejuknya udara pagi menggigit manja sekujur tubuhku. Minggu pembina eskul yang aku ikuti mengadakan kegiatan yang cukup menantang. Mendaki sebuah gunung. Singkat...
Secuil kenangan mengusik jiwaku Tak banyak, hanya setitik yang mengganggu Dipayungi langit yang berwarna biru Kau bernyanyi dengan wajah yang lugu Sejuta harapan kerap menyapa Disahut hati yang setiap hari jatuh cinta Hampir sewindu namamu bertahta Seabad selamanya akan tetap sama Mata kosong menatap angan Setia menanti hari yang dijanjikan Ketika terputar lagi semua kenangan Menikmati semua lagu...
Goresan demi goresan make up begitu jeli diukir oleh tangan mahir Diva. Livia telah begitu cantik dengan riasan karya Diva itu. Dilengkapi dengan gaun mewah yang disampaikan di tubuhnya. Dan lebih lengkap lagi dengan calon mempelai pria yang juga telah tampan menunggu calon istrinya selesai dipolesi make up. "Siap?" Tanya Fauzan pada Diva. "Sebentar, Zan....
Diva. Dia adalah mahasiswa berdarah Tionghoa dengan wajah khas orientalnya yang baru saja menyentuh langit kelulusan. Deangan modal ijazah sarjana manajemen, hendak kemana kaki melangkah meraup rezeki dibawah atap pekerjaan? Sejak SMA, Diva bosan ada di bawah diperintah tugas para guru ditambah lagi di bawah telunjuk dosen dan mengingat telunjuk skripsi... Ah! Andai Diva yang bisa...
It's like he doesn't hear a word I say His mind is somewhere far away And I don't know how to get there It's like I'm way too serious All he wants is to chill out I'm always in a rush He makes me wanna pull all my hair out Like he doesn't even care You, me We're...
Langit masih jingga warnanya. Fajar baru saja akan muncul. Embun pagi masih menggelayut manja pada daunnya. Sejuknya udara masih menusuk ke dalam tulang. Hasna masih terbang dalam mimpinya. Selembar selimut masih membalut tubuh kecilnya. Seseorang membuka jendela kamar Hasna membiarkan udara di pagi buta masuk dengan bebasnya lalu menyentuh kulit lembut Hasna. Tak kuasa dengan dinginnya,...
Gadis kecil itu menangis, menjerit-jerit membelah langit. Meneriakkan ayahnya. Sesekali menarik dan menggigit lengan ibunya. Tak lelah ia merajuk untuk kembali ke rumah ayahnya. Tak sendiri. Tapi juga dengan ibunya dan adik kecilnya. "Hasna, sayang... dengerin ibu, nak. Itu bukan rumah ibu lagi. Rumah ibu disini. Bapak udah nikah sama orang lain, ibu juga...
Ini dia akhirnya. Kerang begitu keras menghantamku ke atas pasir. Begitulah dia menepikanku kembali di sini. Nampak kejam memang. Namun inilah pilihannya. Dia tak ingin aku ikut turun ke dalam air bersamanya. Ia tak ingin aku melihat perjuangannya. Biarkan ia berjuang untuk mutiaranya sendiri. Aku tau hatinya begitu besar, ia tak ingin aku ikut terluka dalam...
Bab 2 Pelangi Memudar Mentari telah lenyap ditelan awan mendung yang menggantung di atas langit. Apalagi pelangi yang telah lutur warnanya. Perjalanan hidup mulai berbalik memusuhi si kecil Hasna. Sang ibu juga telah menikah lagi. Walau hatinya masih tetap terpaut pada suami pertamanya. Namun sayang, ayah tiri Hasna tidak menyayanginya, ia hanya mencintai ibunya. "Ini,...
Jarum jam tak pernah berhenti berputar. Hari yang memilukan bagi Jullaikha semakin mendekat hendak memcekik lehernya. Rumor mengatakan mantan suaminya telah menemukan pengganti dirinya. Tak lama lagi saat-saat bahagia mereka tiba. Jullaikha menghela nafas pilu dan menangis lirih. Tak apa jika ia kehilangan seluruh harta bendanya. Rumah dan seisinya, sawah, kebun dan ladang. Tak apa jika...
Part 1: Cinta Datang, Lalu Pergi Seorang gadis cantik menggenggam segelas coklat panas di tangan kirinya. Sayangnya kemolekan parasnya bersembunyi dibalik bibirnya yang terkatup rapat, alisnya yang dikerutkan, pandangan matanya yang kosong. Gadis berbilang 18 pemilik nama Kirei itu memutar-mutarkan jemari lentiknya di rambut yang ikal bagian bawahnya. Ia menggeram. "Aargh... bosen ngejomblo gue." Rupanya...
Hai, Diana. Kau ingat lima tahun yang lalu kau sedang apa hari ini? Biar aku ingatkan. Saat itu kau sedang berusia delapan belas. Kau sedang merayakan ulang tahunmu dengan sahabat-sahabat tersayangmu. Kau sedang mengenyam ilmu yang diberikan gurumu, dengan ruang kelas yang hari ini menjadi saksi bisu masa remajamu. Kau sedang duduk di bangku kelas tiga. Kau...
Riak air menambah jelas keindahan alam di desa ini. Daun-daun sepanjang jalan elok melambai tertiup angin. Sungai yang jernih membelah desa. Dua bocah berlari-lari saling mengejar. Ayahnya hanya menatap pilu diatas kebahagian kedua putrinya. Di titik tempat lain terdapat sebilik pancuran yang biasa digunakan satu keluarga untuk melakukan hajatnya. Di dalamnya ada seorang gadis yang hanya...
Dikisahkan di salah satu belahan dunia. Seorang gadis yang telah siap mengarungi bahtera kisah cinta. Gadis itu berbilang sekitar 23 tahun. Sudah ada pula pria baik yang hendak menikahinya, yang sudah siap memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Hingga sampai pada akhirnya kedua sejoli yang tengah dimabuk cinta itu memutuskan untuk menikah. Sang pria...
Bayi kecil itu menangis. Entah apa tapi setiap Julaikha melihat wajah bayi itu terasa udara kepedihan menyesaki paru-parunya. Namun juga aroma kebahagiaan menerobos relung hatinya. Pagi itu. Matahati hangat menyinari isi bumi. Jukaikha membawa bayi kecilnya ke luar rumah ayahnya. Memandikannya dengan cahaya mentari lagi. Tangis bayi itu terhenti. Tergantikan dengan mulut kecilnya yang...
Suara kasar pria itu menggelegar membelah langit. Hasna dan Farida yang saat itu sedang bermain dengan belasan ekor kelinci di beranda rumah menoleh ke arah pintu. Keduanya berlari mendekati sumber suara mengerikan itu. Didapatinya seorang ibu yang sedang menggendong bayi kecilnya dengan tentengan tas besar. Air mata di pipinya menganak sungai. Apa daya? Suaminya tak percaya lagi...
Perut itu telah membengkak. Ibu duduk di beranda rumah. Ia membuka sedikit bajunya keatas. Membebaskan permukaan kulit perut buncitnya dibelai angin. Tangan lembutnya mengusap-usap lembut memutar. Hasna. Gadis manja yang terkadang nakal itu jahil. Ia meraih batu di dekatnya, lalu melemparkannya tepat pada perut sang Ibu. TUK! "Aww!" Pekik Ibu. Ia hanya menyeringai kesakitan sembari...
Hari silih berganti minggu, hingga empat bulan telah berlalu. Pohon jeruk yang dahulu ditanam Hasna tumbuh sempurna. Pohonnya berbuah lebat. Jeruknya begitu dangkal diraih. Memudahkan Hasna untuk memetiknya. Buahnya sangat manis. Warnanya jingga dan besar buahnya. Hasna merawat pohon itu dengan sangat baik. Setiap pagi ia menyirami pohon jeruk itu. Hingga pagi ini pun ia sedang menyirami...
Hasna sedang terlelap begitu nyenyak. Ibu hendak memasak. Namun, belum ada tetangga yang menyalakan apinya. Ibu sengaja pergi ke rumah Nenek Darsih. Rumahnya cukup jauh ditempuh dengan berjalan kaki. Ia sengaja berjalan untuk meminta api ke rumah Nenek Darsih. Wanita itu tiba di rumahnya. Dengan api di obornya. Yang susah payah ia jaga agar tidak mati...
"Mmmmkk!" Ibu menutup mulutnya, menahan mual. "Mmmkk! Mmmk!" Katanya lagi sembari berlalu ke kamar mandi. Wanita itu kembali setelah merasa lebih baik. Kembali ia ke meja makannya. Menyiapkan perbelakan adik bungsunya. "Teh, mana ikannya?" Tanya bibinya Hasna. "Itu di atas meja." Sahut Ibu. Hasna asyik bermain bekel dengan Farida. "Ikan buat...
Riak air kolam ikan belakang rumah menambah suasana syahdu pagi itu. Embun pagi masih menggelayut manja pada daunnya. Kicauan burung bernyanyi bersahutan menyambut sang mentari yanga malu-malu bersinar di balik pegunungan. Sinar sang fajar menyelusup masuk ke dalam bilik kamar dua bocah itu. Ditambah lagi ibu yang membukakan tirai sekaligus jendela kamarnya. Semakin leluasa bagi sang fajar...
Bab 1 Perkenalan hidup gadis Kecil Layaknya bulir-bulir air yang berjatuhan dari langit, memiliki kesan magis, yang juga memiliki takdir pendaratan yang berbeda-beda. Ada yang jatuh menhujam genting, dedaunan terlebih dahulu lalu barulah jatuh ke tanah, ada pula yang langsung menghujam tanah, menciptakan bulatan-bulatan kecil di atas genangan air. Seperti takdir manusia yang juga berbeda-beda. Termasuk...
Bab 1 Pertemuan Pertama Jarak. Entah kata apa lagi yang rasanya lebih menyakitkan dari jarak. Mungkin juga, menunggu. Menunggu sesuatu. Entah itu apa. Entah untuk apa. Menyakitkan. Walau orang bilang menunggu itu hal singkat yang indah. Seindah bola merah yang menggantung di kaki langit, menatapnya tertelan oleh batas lautan diujung senja. Dirasa indah. Tentu. Akan menyenangkan untuk...
Cinta. Memang tiada habisnya menjadi buah pembicaraan setiap insan. Kadang terasa manis kadang pula pahit di hati ini ketika bibir masih basah membicarakan soal cinta. Bukan hanya orang dewasa hingga manula atau remaja muda hingga akhir, mungkin bocahpun sudah bicara soal cinta. Ketika setiap insan mulai memilih dan memilah teman hidupnya. untuk menjadi pendamping susah senangnya, menjadi...